Jarum jam telah melewati angka 12, “kring…kring…kring” tiba-tiba hp ku bordering, tanpa melihat nama penelponnnya aku langsng mnjawab teleponnya “Halo ini siapa? And ada apa?”
“ini Edhi. Rudi, besok ada kemungkinan tidak jadi pergi ke bira”
“loh ?? kenapa?”
“fandi, fia, rere katanya gak bisa ikut”
Aku langsung terkejut karena aku seenarnya sudah sangat ingin ke bira sejak enam bulan yang lalu, wakt itu adalah hari-hari pertaku di makassarsetelah pindah dari samarinda, saat itu aku membuka situs parawisata sulsel di internet dan anjung bira sendiri ad di main page sits tersebut, lalu aku menjawab telepon edhi “aduuh, aku udah mau ke sana sejak enam bulan yang lalu loh, kalo batal kan rugi banget. Kamu sendiri bisa pergi gak?”
“tadi saya di ultimatum tidak bisa pergi ke bira, rudi tunggu aj sms saya jam enam pagi, nanti disana keputusannya” dengan logatnya yang resmi banget.
“Ya okelah” jawabku.
Setelah menutup pembicaraan aku langsung shock, gak nyangka bange bakalan batal, aku yang sebelumnya suadah nyiapin segala macam perlengkapan dan juga sudah dapat izi dari orang tua, bahkan uang saku juga udah di kasih ngerasa kecewa banget. Tapi tak banyak yang bisa kuperbuat, aku hanya bisa berdoa agar perjalanan ke bira tidak batal dan langsug tidur, paginya aku terbangun jam 5.45, aku bangun tanpa semangat dan angsung tidur lagi.Tepat pukul 6 aku mengecek hp ku, ternyata tidak ada sms yang masuk, lalu ak langsung menelpon edhi dan bertanya “Halo edhi, gimana? Jadi gak ke bira?”
“iya jadi, ngumpul dirumah sahra jam 7!”jawabnya
“oke oke oke” jawabku sambil menutup telepon
Seketika hatiku langsung senang dan sempat lompat-lompat beberapa kali di kamar, setela benar-enar sadar akulangsung menelpon pratama, rencananya aku ke rumah sahra bareng dia dan langsung mandi juga mempersiapkan barang-barang yang perlu di bawa ke bira dengan semangat. Tak seperti tadi malam yang kulakukan dengan patah hati alias kecewa karena teleponnya edhi.
Mandi sudah selesai, tas sudah siap denga isinya dan yang paling penting “handphone and money” tanpa itu akan susah utuk bertahan hidup di bira. Stelah sampai di rumah sahra bareng pratama, ternyata ada juga yang telah dating duluan. Rencana awal ada 13 orang yang ikut ke bira tapi Cuma 9 orang yang datang ke rumah sahra, tetapi setelah ngumpul jam 7. mobil yang kami carter yang juga tak lain adalah mobil pamannya rahmat, teman yang juga ikut ke bira datang terlambat dan baru datang jam 9, dua jam tanpa kerjaan kami cuma nunggu.
Kesialan kami belum juga selesai, walnya direncanakan pakai innova tapi yang nongol malah kijang kapsul, itu kan lebih sempit dari innova ditambah lagi supir dan co-supir, jadinya sebelas orang menempati satu unit kijang kapsul. Tempat aku duduk sih faine-fine aja, cuma sempit dikit gitu tapi yang paling sial edhi, dia duduk diatas rem tangan, aku gak bisa ngebayangin betapa tersiksanya dia selama perjalanan kurang lebih 200 km ini, apalagi waktu rem tangannya ditarik.Terlepas dari hal-hal sial perjalanan berlangsung alot, pertama melewati sungguminasa,di sini yang paling menarik bagiku adalah Balla Lompoa dan jembatan kembarkarena setelah enam bulan di makassar aku belum pernah ke sana. Jalanpun makin mengecildan sampai di takalar, kemudian di takalar kami sampai salah masuk jalan, sepertikata pepatah "malu bertanya sesat di jalan"awalnya belum ada yang mau bertanya karena jalan semakin mengecil lagi akhirnya sang supir memberanikan diri dan bertanya kepada penduduk setempat dan ternyata kami salah jalan, seharussnya di simpang terakhir kami belok kiri, bukannya lurus.Kabupaten berikutnya yang kami lewati adalah jeneponto, di jeneponto ini banyak hal yang unik, di sini gak ada becak tetapi yang ada delman, selain itu disana juga banyak banget coto kuda yang sangat jarang ditemukan di makassar. Perjalanan terus berlangsung, daerah berikutnya adalah bantaeng dan bulukumba, ketika dibulukumba kami lagi-lagi salah jalan, walau begitu kami akhirnya sampai juga di bira, setelah membayar karcis, tarifnya Rp.2500 per orang untuk orang yang berasal dari dalam negeri kemudian sang supir langsung membawa mobilnya ke pantai di tengah teriknya sinar matahari. Begitu sampai di pantai cuma sightseeing sebentar kemudian langsung menuju ke penginapan daenag pertimbangan tak mungkin turun ke pantai panas-panas giniyang ada kulit bakalan terbakar.
Sesampainya di penginapan yang hanya 100 meter dari pantai aku langsung masuk, buka jaket yang sudah dipakai sejak tadi pagidan juga sempat berkali-kali ganti kamar. Di vila yang kami sewa seharga dua ratus ribu ini ada 3 kamar tifur dan 2 kamar mandi ditambah 1 kamar gak jelas fungsinya di belakang. Waktu menunjukkan pukul 3 siang, tadi pagi cuma makan beberapa sendok nasi goreng buatan mama jadinya sekarang berasa lapar banget. Setelah shalat zuhur aku langsung ngajak teman-teman makan siang di sore hari. "Hey, makan yok! Tadi pagi aku cuma makan dikit, laper banget nih" dan temanku cuma jawab "ya, bentar ya", akhirnya cuma makan pop mie di warung depan penginapan ditambah ayam kentucky, setelah itu langsung deh terju ke laut fdan foto-foto bareng "udah pada gila foto foto semua ya"kataku
"ya kamu juga" jawab temanku. Aku yang masih pakai celana panjang juga ikutan terjun ke laut tapi aku gak lama-lama di air karena emang gak ada niat masuk ke air buat hari ini, akhirnya aku balik ke penginapan sendirian, ganti pakain dan pergi lagi ke tebing dekat pantai sambil menikmati indahnya pantai bira dan juga ngelakuin tradisi smsan sambil sharing ke teman-teman yang gak ikut tentang liburan kali ini, tapi sayangnya aku gak bisa ngelihat sunset karena matahari terbenam di balik esebuah tanjung yang lumayan jauh juga kemudian aku balik ke penginapan bareng teman yang masih basah-basahan. Tak lama kemudian hari menjadi gelap, malampun datang, setelah semuanya siap kami langsung makan malam dan balik lagi ke pantai. aku sendiri nongkrong di pantai sambil smsan dan nelpon-nelponan, tak lupa juga aku menelpon keluarga di makassar dan udah gak sabar pingin cerita-cerita
No comments:
Post a Comment
Leave your comment!