Friday, May 28, 2010

Cari Rumah (Pindah Ke Makassar Part 4)

Jam sudah menunjukkan pukul 7, tetapi dari jendali yang dilapisi gorden putih tak juga terliat cahaya, Ini adalah hari keduaku di makassar. Di Meja dkat tempat tidur terlihat beberapa gelas teh panas yang sudah dingin dan berembun karena dinginnya pendingin ruangan dan beberapa roti dengan selai coklat. Tanpa berpikir panjang aku angsung memakan roti itu dan memium tehnya. Beberapa menit kemudian, ayahku masuk dan menyuruh membeli nasi, kemudian aku siap-siap dan begitu sampai di lobby mess aku lihat hujan yang sangat deras, keingnan membeli makanan pun redup, tapi untungnya aku di pinjami payung dan diberitahu kalau seratus meter dari mess itu ada banyak warung makan.
Aku keluar dari mess, berjalan dengan payung di tengah hujan yang mengguyur, tampak kesibukan para pegawai gedung keuangan negara makassar, mobil keluar masuk di gerbang pagar. Setelah sampai di tujuan, ada banyak warung di sana sampai-sampai bingung masuk kesanana, secara acak aku masuk salah satu warung dan menanyakan menunya. Ternyata warung yang kumasuki adalah warung nasi ayam "wah, pas banget, ada yam goreng" pikirku, kayak upin&ipin aja ya. aku pesan lima bungkus nasi, tapi eh ternyata nunggunya lama banget, mulai dari nasi belum masak, samapi nunggu ayamnya di masak, lama banget, aku jadi menghabiskan waktu setengah jam lebih untuk menunngu lima bungkus nasi.
Setelah menunggu cukup lama, aku bertanya "bu masih lam gak?"dan di jawab sebenar lagi, eh ternata masih lama juga sampai-sampai aku tanya lagi dan lagi-lagi mendapat jawaban yang sama. sampai aku kesal dan adikku mulai merengek-rengek, tapi akhirnya selesai juga, aku pulang dengan membawa beberapa bungkus nasi, but pulangnya gak ke rumah melainkan ke tempat penginapan, sampai di sana ayahku sudah pergi ke kantor dan aku langsung makan bagianku, bahkan mendahulu yang lain, abis lapar banget ditambah nunggu lagi. Sorenya oarang tuaku udah mulai cari rumah dinas, karena mess itu cuma temat penginapan sementara, eh, ternyata rumahnya rusak karena dihancurin orang sebelumnya, katanya sih karena orang sebelumnya udah rehab itu rumah tapi gak diganti biayanya oleh kantor, jadinya rumah itu dihancurin lagi, karena rumah dinasnya gak ada lagi, terpaksa deh cari rumah kontrakan berhari-hari, lewat pinggir ssssungai, panas panas, pencarian sampai seminggu, dengan panas-panas dengan motor yang di beli di hari kedua, tapi ternyata rumah kontrak yang didapat punya staf orang tuaku, gak ada gunanya deh cari-cari jauh-jauh selama seminggu.

Saturday, May 22, 2010

Hari Pertama (Pindah Ke Makassar Part 3)

Ketika pertama kali sampai di makassar yang ku pikirkan Makassar adalah kota terbesar keempat di indonesia, di sini pasti seru.Ketika dalam perjalanan dari bandara ke kota makassar,membelah jalan tol di tengah hujan deras yang tak berhenti-berhenti. Ketika sampai di ujung jalan Tol, di sebelah kanaqn aku melihat Kantor Wilayah Drektorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan dan Barat, aku kira itulah tujuanku karena berada di Komplek Gedung Keuangan Negara Makassar. Di dalam komplek tersebut ada mess yang udah di booking beberapa hari sebelumnya. Ketika mess yang tampak seperti rumah itu, keadaan sekitar tampak sepi. Ya Jelas karena di dalam komplek perkantoran malam-malam, mana ada orang kerja malam-malam. Tetapi di dalam mess itu terlihat beberapa orang berbicara sambil meminum minuman hangat. Aku jadi pingin minum minuman yang hangat-hangat juga, abisnya udara di luar terasa dingin.
Satu persatu Koper dan tas di turunkan, lalu orang tuaku masuk ke dalam dan menanyakan kamar yang kosong, rencana nginap di dua kamar, tapi kata resepsionisnya kamar lain juga sudah ada yang punya. jadi terpaksa nginap di satu kamar yang memiliki luas sekitar 5x6 meter persegi. Beberapa saat kemudian, keinginan ku pun terkabul. minuman hangat datang di tengah dinginnya pendingin udara. Tapi setelah minum itu, rasnya masih ada yang kurang "makan", sebagai manusia aku perlu makan untuk bertahan hidup, ya gak?
Karena yang lain udah capek dan di mess itu gak da jualan nasi, aku jadi di suruh beli nasi tapi untung ada orang yang sebenarnya aku gak kenal. di bersedia memboncengiku ke Rumah Makan terdekat. bicara tentang rumah makan terdekat, aku malah di bawa ke Rmah Makan Minag yang jaraknya sekitar 5 kilo meter dari mess itu. Padahal udah dari tadi siang tunggu pesawat yang delay berulang-ulang. Terus sampe di Bandara Sultan Hassanuddin, naik mobil lagi sejauh 20 kilometer ke makassar, badanku udah cukup sakit untuk naik motor sejauh itu, tapi demi bertahan hidup, mau gimana lagi!
Ketika sampai di Rumah Makan minang itu, baru perasaan ku lega, abis selama naik motor punggungku sakit karena jauh banget. tapi lagi-lagi waktu pulang, terpaksa deh duduk di atas motor yang berjalan sejauh 5 kilometer, membelah jalan raya kota makassar di tengah hujan deras yang belum reda juga.
Krtika sampai di mess, selesailah penderitaan ku. seperti kata pepatah "bersaki-sakit dahulu, bersenang senag kemudian" setelah badanku sakit, aku akhirnya bisa makan nasi dengan ayam goreng khas minang. Setelah itu aku baru bisa tidur dengan tenang tanpa harus memikirkan perutku keroncongan.

Friday, May 21, 2010

Launching Album Picasa Web



ini dia yang bari dari Cm Rudi yang bisa di buka di alamat http://picasaweb.google.com/cutmeurahrudi .

Friday, May 14, 2010

AWAL KEHIDUPAN BARU (Pindah Ke Makassar part 2)

     Lampu tanda harus mengenakan sabuk pengaman telah dimatikan, dari loudspeaker terdengar suara "selamat datang di bandara sultan hasddin makassar, tidak ada perbedaan waktu antara balikpaan dan makassar", akhirnya perjalanan selama 55 menit pun selai, di luar jendela tampak Bandara megah dengan dinding kaca, satu persatu penumpang turun melalui gading, atau apapun namanya yang langsung menghubungkan pintu pesawat ke ruang kedatangan bandara, aku termasuk salah satu yang turun terakhir, sambil membawa tas yang masuk dalam cabin, aku jalan melewati bangku-bangku yang kebanyakan sudah kosong, ketika sampai di terminal kedatangan, interiornya juga tampak megah, terlihat orang duduk di sebelah dinding yang hanya dilapisi kaca sambil menunggu penerbangannya. Lalu aku langsung ke tempat pengambilan bagasi, walaupunsebelumnya hampir salah arah karena bandaranya besar banget. Ketika sampai di ruang pengambilan bagasi, aku hampir mengambil ta orang yang mirip punayku, terus satu menit kemudian baru ada lewat tas, lalu aku pegang tas itu, dan ternyata itu juga tas orang, sampai tas yang sama untuk ketiga kalinya, ternyata yang ketiga itu tas yang kuincar dari tadi. Setelah keluar dari bandara itu, lagi-lagi untuk ketiga kali dalam perjalanan ini naik mobil carteran, kalau naik taksi barangnya gak akan muat, maklum kan pindah.
    Mobilpun mulai berjelan dan supirnya berkata "wah kayaknya hujan deras dikota" sambil melihat awan yang hitam di kejauhan. Lalu kami meninggalkan bandara dan langsung masuk ke jalan tol ditengah hujan deras yang mengguyur. Tak lama kemudian, tampak gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi makassar, yang pertama kulihat gedung Fajar Graha Pena dengan sebuah fly over didepannya.
   "aku udah sampai di makassar" pikirku, sambil melihat gedung-gedung yang ada.
    Orang indonesia mana yang tak tahu makassar, Kota metropolitan terbesar di kawasan indonesia timur dengan 1,5 juta penduduknya dan merupakan gerbang sekaligus pusat ekonomi dui indonesia timur. Kota inilah yang akan menjadi persinggahan ku selanjutnya, aku akan sekolah disini, punya teman disini dan hidup disini.
 

Thursday, May 13, 2010

SELAMAT TINGGAL (Pindah ke Makassar part 1)

    Siang itu, semua barang-barang di rumahku sudah diangkut dengan truk kecil, hanya tersisa sebuah kipas angin, beberapa bantal, lemari, dan satu lagi, kipas angin rusak. rumah tampak begitu sepi, bukan karena tak ada orang, tapi karena tak ada barang. yang ada hanya beberapa koper dan tas yang sudah siap dibawa.
    Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depan rumahku, ternyata itu mobil yang di sewa untuk mengantar aku dan keluargaku ke Balikpapan. ketika koper dan tas dimasukin ke belakang mobil, hampir tak muat, katrena brangnya begitu banyak, maklum kan mau pindah. Perjalanan ke Balikpapan menghabiskan waktu selama 3 jam. pertama, ketika melewati jembatan panjang yang berada diatas sungai mahakam, berarti sku telah meninggalkan samarinda, kota yang penuh kenangan, entah suatu saat aku bisa balik lagi kesini atau tidak, setahun kurang dua hari aku tinggal di sini, aku tak mungkin melupakan kota ini bersama teman-temanku yang mungkin tak bisa bertemu lagi. Perjalanan mulai memasuki hutanlindung bukit soeharto, ini adalah hutan musim, tak banyak jenis pohon yang bisa dilihat di sini, tapi jalan disini banyak kelokannya, sampai-sampai adikku muntah, dan aku sendiri jadi ikutan muntah. ketika keluar mobil, udara tampak segar, tak seperti udara di perkotaan, tapi aku sedang muntah. mobil kembali jalan sampai di pinggir jalan tertulis "selamat jalan" artinya aku telah melewati hutan bukit soeharto yang jalannya berkelok kelok.
     Sekitar 2 jam kemudian, azan maghrib mulai terdengar dari radio, gedung-gedung pencakar langit juga mulai tampak, berati aku telah sampai di kota Balikpapan, ini adalah kota yang paling maju di Kalimantan, kemudian aku melewati ringroad, terus belok ke jalan Jenderal Sudirman, kemudian belok ke jalan Ahmad Yani (kalau gak tau juga gak apa) sampai di sana aku menginap di sebuah hotel di dekat The Plaza Balikpapan. Nginap di sana 2 hari, adikku ribut-ribut terus sambil menunggu hari keberanagkatan.
     Ketika hari keberangklatan tiba,lagi lagi naik naik mobil carteran, karena taksi gak muat untuk membawa barang bawaan keluargaku. Lalu kami langsung ke bandara di Balikpapan, namanya Bandara Sepinggan. letaknya gak jauh dari kota. ketika sampai disana, kami hampir terlambat check in, tapi bukan berarti terlambat, cuma hampir, karena itu kami dapat tempat duduk paling belakang. Kemudian petugas di sana mengarahi aku bersama keluargaku masuk keruang tunggu, di salah satu sudut dari ruang tunggu itu aku melihat sebuah LCD yang berisi jadwal keberangkatan, aku naik sriwijaya air, satu-satunya maskapai yang melayani penerbanagan Balikpapan-Makassar, penerbangan ke berada di urutan paling bawah, kemudian petugas mengumumkan bahwa penumpang sriwijaya air tujuan makassar telah diizinkan masuk pesawat, tiba-tiba ketika antri di pintu keluar dari ruang tunggu, ada pengumuman bahwa penumpang sriwijaya air tujuan tarakan dipersilahkan naik pesawat, sebagian penumpang di ruang tunnggu menjadi bingung dan  seseorang penumpang tujuan bertanya kepada petugas "penerbangan yang mana yang benar?" dan kemudian di umumkan bahwa rtadi terjadi kesalahan teknis, pesawat tujuan makassar belum tiba, hingga akhirnya aku harus menunggu berjam-jam di ruang tunggu, bosan, bosan dan bosan.
     Sekira jam 5 sore sebuah pesawat sruwijaya air asal Banjarmasin tiba, itualah pesawat yang akan mengaantarkan ku ke Makassar, setelah lama menunggu akhirnya penumpang sriwijaya air tujuan makassar diizinkan masuk pesawat, perasaan lega pun muncul, dan ketika pesawat mulai terbang, aku melihat ke bawah daratan, terlihat kota Balikpapan, pulau Kalimantan yang semakin menjauh, dan hilang seperti ditelan lautan.

Tuesday, May 11, 2010

Menyelesaikan rubik 3x3, Beginner Method

Awalnya sih aku ragu bisa selesaikan rubik 3x3 ini, dari keliatannya udah rumit banget dan gak banyak temanku yang bisa selesaikan ini rubik, dulu sebelum aku bisa selesaikan ini, aku anggap orang yang bisa nyusun rubik 3x3 ini hebat bgt deh, tapi kemudian ada temanku yang ngajarin. Waktu diajarkan awalnya juga aku gak ngerti, abis yang jelasin orang makassar dengan logatnya sendiri, sedangkan aku orang aceh dengan logat jakarta, ya maklum, walaupun aku orang aceh tapi udah pindah-pindah tempat tinggal beberapa kali, tapi cuma dalam wilayah indonesia aja. Kembali ke pokok permasalahn, karena temanku ngajar dengan gaya bahasa berbeda, jadi susah banget deh, sampai-sampai aku pesimis bisa nyelesaikan ini rubik, tapi dengan semangat, kerja keras ditambah berpikir, aku bisa juga menyelesaikan rubik 3x3 ini.

Friday, May 7, 2010

Listrik, PLN dan Masalah

    Masalah tanpa henti terus saja menimpa PLN, mulai dari listrik padam sampai tower tumbang. Indonesia masihlah negara berkembang, negara krisis listrik, bayangkan di eropa, listrik sanagt banyak, rakyatnya bebas menggunakan tanpa harus takut kekurangan listrik.
    Di indonesia, untuk mencukupi kebutuhan listrik, pemerintah menggalakkan program listrik 10.000 mega watt, baik jilid 1 sampai seterusnya, tapi setelah beberapa tahun program tersebut berjalan, indonesia masih juga dilanda krisis listrik, ini sangat berdampak dengan kemajuan ekonomi. Kebutuhan listrik hanya terpenuhi di beberapa daerah saja, seperti medan, bali dan makassar, dan sudah berlangsung sekitar sebulan, namun hal mengejutkan terjadi di medan, dalam sebulan terakhir kebutuhan listrik naik sampai 100 mega watt, masyarakat di sana sudah cukup yakin untuk membeli peralatan elektronik, dulu ketika masih sering padam, mereka pasti berpikir jika barang  elektronik dibeli, tapi tak ada listriknya, apa gunanya?. Bayangkan! pada satu kota saja dalam sebulan terjadi kenaikan sebesar 100 mega watt, bagimana dengan kota-kota besar lain. tentu program 10.000 megawatt yang discanangkan pemerintah tak akan cukup. Pemerintah harus menggalakkan program lebih besar lagi. sedangkan di makassar, masyarakat kabupaten soppeng mendemo bahkan menduduki PT.Energy Equity Epic Sengkang (PT.EEES) padahal , perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengalirkan gas untuk PLTG wajo yang memiliki daya 195 mega watt, sama dengan 22% kebutuhan listrik di provinsi Sulsel, dengan begitu pemadaman pun tak bisa dihindarkan, di kabupaten wajo sendiri pemadaman sampai 12 jam sehari, efeknya juga berimbas pada makassar hingga pemadaman sampai 3 jam sehari dan pemutusah aliran listrik di Industri-industri besar di makassar, hal ini tentu sangat mengganggu perkembangan ekonomi, karena itu rakyat butuh listrik, pemerintah harus berjuang lebih keras untuk memenuhinya.

Thursday, May 6, 2010

Adikku takut kecoa

Mengenalkan adik sekali-kali ke dunia maya, gak apa donk, pada suatu waktu, adikku yang namanya cut Husna, orangnya lasak banget, kebetulan aja ada kecoa lewat di bawah dia, terus lari terbirit-birit, dengan rasa takutnya melihat mahkluk kecil berwarna coklat yanmg menggelikan tiba-tiba lewat di kakinya, langsung deh ke tempat mamanya sampe-sampe ketabrak pintu "bwam", ditambh lagi kakinya keseleo.
Setelah kejadian itu sampai sekarang dia masih takut sama yang namanya kecoa, pas lihat kecoa, dia langsung bilang "coaaaaaak", maklum, namanya aja anak bayi 2 tahu, jadi bicara masi belum jelas, tapi imut banget, dan juga ada suatu tempat yang paling dia takuti, mungkin dia mengenalnya dengan sebutan "markas kecoa", tempatnya dibawah kulkas dan di dapur, dan bicara masalah kaki keseleo, sejak insiden tabrak pintu,. dia berjalan agak pincang, kalo lari kadang-kadang jatuh, kalo diliat dari belakang waktu dia jalan, kakinya kayak berat sebelah.
Kemudian, pada suatu hari, ketika mati lampu, gara-gara pembangkit listrik didemo, sampe-sampe karyawannya lari, tentunya pembangkit itu berhenti beroperasi, di daerah tempat demo itu, lampu mati 12 jam sehari, karena yang didemo itu bukan pembangkit listrik kecil loh, tapi pembangkit listrik dengan daya 200 mega watt, sama juga dengan 20% listrik di sulawesi selatan, tapi untungnya di makassar tempatku tinggal cuma 4 jam sehari, walaupun untung, tetap aja sial,. kepanasan, pokoknya gak enak banget deh, kembali ke masalah keseleo, waktu itu jam 6 sore, tiba-tiba mati lampu, aku lagi nunggu ayah dan ibuku pulang dengan adikku yang bayi itu, tapi setelah jam 7 belum juga pulang, kupikir "waduh, gawat nih, mati lampu, cuma berdua di rumah sama adikku yang satunya lagi, terus aku sms ayahku, tapi akhirnya kutelpon juga, dan katanya mau urut adikku, tapi aku minta pulang dulu, karena mati lampu, kan gak mungkin nunggu di rumah yang hanya dengan penerangan seadanya, apalagi kalo kebelakang waktu mati lampu, aku takut banget, karena membayangkan hantu, "huuuuuuuuuuuuuuuuu", ketika jam menunjukkan pukul setengah delapan akhirnya sampe juga orang tuaku, menjemputku lalu membawa dik ku yang bayi itu ke tukang urut, tapi setelah sampai di trmpat tukang uirut itu, ternyata lampu juga mati di sana. Kemudian ayahku turun lalu bertanya, dan ternyata tukang urutnya lembur mati lampu, sayangnya aku gak liat prosesi pengurutannya, karena tinggal di mobil, ketika mereka kembali ke mobil, aku melihat adikku dengan sedikit tangisnya.

Visitor Counter

free counters