Saturday, May 22, 2010

Hari Pertama (Pindah Ke Makassar Part 3)

Ketika pertama kali sampai di makassar yang ku pikirkan Makassar adalah kota terbesar keempat di indonesia, di sini pasti seru.Ketika dalam perjalanan dari bandara ke kota makassar,membelah jalan tol di tengah hujan deras yang tak berhenti-berhenti. Ketika sampai di ujung jalan Tol, di sebelah kanaqn aku melihat Kantor Wilayah Drektorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan dan Barat, aku kira itulah tujuanku karena berada di Komplek Gedung Keuangan Negara Makassar. Di dalam komplek tersebut ada mess yang udah di booking beberapa hari sebelumnya. Ketika mess yang tampak seperti rumah itu, keadaan sekitar tampak sepi. Ya Jelas karena di dalam komplek perkantoran malam-malam, mana ada orang kerja malam-malam. Tetapi di dalam mess itu terlihat beberapa orang berbicara sambil meminum minuman hangat. Aku jadi pingin minum minuman yang hangat-hangat juga, abisnya udara di luar terasa dingin.
Satu persatu Koper dan tas di turunkan, lalu orang tuaku masuk ke dalam dan menanyakan kamar yang kosong, rencana nginap di dua kamar, tapi kata resepsionisnya kamar lain juga sudah ada yang punya. jadi terpaksa nginap di satu kamar yang memiliki luas sekitar 5x6 meter persegi. Beberapa saat kemudian, keinginan ku pun terkabul. minuman hangat datang di tengah dinginnya pendingin udara. Tapi setelah minum itu, rasnya masih ada yang kurang "makan", sebagai manusia aku perlu makan untuk bertahan hidup, ya gak?
Karena yang lain udah capek dan di mess itu gak da jualan nasi, aku jadi di suruh beli nasi tapi untung ada orang yang sebenarnya aku gak kenal. di bersedia memboncengiku ke Rumah Makan terdekat. bicara tentang rumah makan terdekat, aku malah di bawa ke Rmah Makan Minag yang jaraknya sekitar 5 kilo meter dari mess itu. Padahal udah dari tadi siang tunggu pesawat yang delay berulang-ulang. Terus sampe di Bandara Sultan Hassanuddin, naik mobil lagi sejauh 20 kilometer ke makassar, badanku udah cukup sakit untuk naik motor sejauh itu, tapi demi bertahan hidup, mau gimana lagi!
Ketika sampai di Rumah Makan minang itu, baru perasaan ku lega, abis selama naik motor punggungku sakit karena jauh banget. tapi lagi-lagi waktu pulang, terpaksa deh duduk di atas motor yang berjalan sejauh 5 kilometer, membelah jalan raya kota makassar di tengah hujan deras yang belum reda juga.
Krtika sampai di mess, selesailah penderitaan ku. seperti kata pepatah "bersaki-sakit dahulu, bersenang senag kemudian" setelah badanku sakit, aku akhirnya bisa makan nasi dengan ayam goreng khas minang. Setelah itu aku baru bisa tidur dengan tenang tanpa harus memikirkan perutku keroncongan.

No comments:

Post a Comment

Leave your comment!

Visitor Counter

free counters