Mengenalkan adik sekali-kali ke dunia maya, gak apa donk, pada suatu waktu, adikku yang namanya cut Husna, orangnya lasak banget, kebetulan aja ada kecoa lewat di bawah dia, terus lari terbirit-birit, dengan rasa takutnya melihat mahkluk kecil berwarna coklat yanmg menggelikan tiba-tiba lewat di kakinya, langsung deh ke tempat mamanya sampe-sampe ketabrak pintu "bwam", ditambh lagi kakinya keseleo.
Setelah kejadian itu sampai sekarang dia masih takut sama yang namanya kecoa, pas lihat kecoa, dia langsung bilang "coaaaaaak", maklum, namanya aja anak bayi 2 tahu, jadi bicara masi belum jelas, tapi imut banget, dan juga ada suatu tempat yang paling dia takuti, mungkin dia mengenalnya dengan sebutan "markas kecoa", tempatnya dibawah kulkas dan di dapur, dan bicara masalah kaki keseleo, sejak insiden tabrak pintu,. dia berjalan agak pincang, kalo lari kadang-kadang jatuh, kalo diliat dari belakang waktu dia jalan, kakinya kayak berat sebelah.
Kemudian, pada suatu hari, ketika mati lampu, gara-gara pembangkit listrik didemo, sampe-sampe karyawannya lari, tentunya pembangkit itu berhenti beroperasi, di daerah tempat demo itu, lampu mati 12 jam sehari, karena yang didemo itu bukan pembangkit listrik kecil loh, tapi pembangkit listrik dengan daya 200 mega watt, sama juga dengan 20% listrik di sulawesi selatan, tapi untungnya di makassar tempatku tinggal cuma 4 jam sehari, walaupun untung, tetap aja sial,. kepanasan, pokoknya gak enak banget deh, kembali ke masalah keseleo, waktu itu jam 6 sore, tiba-tiba mati lampu, aku lagi nunggu ayah dan ibuku pulang dengan adikku yang bayi itu, tapi setelah jam 7 belum juga pulang, kupikir "waduh, gawat nih, mati lampu, cuma berdua di rumah sama adikku yang satunya lagi, terus aku sms ayahku, tapi akhirnya kutelpon juga, dan katanya mau urut adikku, tapi aku minta pulang dulu, karena mati lampu, kan gak mungkin nunggu di rumah yang hanya dengan penerangan seadanya, apalagi kalo kebelakang waktu mati lampu, aku takut banget, karena membayangkan hantu, "huuuuuuuuuuuuuuuuu", ketika jam menunjukkan pukul setengah delapan akhirnya sampe juga orang tuaku, menjemputku lalu membawa dik ku yang bayi itu ke tukang urut, tapi setelah sampai di trmpat tukang uirut itu, ternyata lampu juga mati di sana. Kemudian ayahku turun lalu bertanya, dan ternyata tukang urutnya lembur mati lampu, sayangnya aku gak liat prosesi pengurutannya, karena tinggal di mobil, ketika mereka kembali ke mobil, aku melihat adikku dengan sedikit tangisnya.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment!